Ikatan Alumni, Ikatan Kelas Sosial

Membaca nama-nama calon ketua ikatan alumni ITB priode 2011-2015, saya merasa terkagum-kagum: Amir Sambodo (Staf Khusus Menko Perekonomian), Hermanto Dardak (Wakil Menteri PU), Dasep Ahmadi (Enterpreneur), Nining Soesilo (Dosen UI), dan Sumaryanto (Deputi Bidang Infrastruktur dan Logistik di Kementrian BUMN. Sebagian besar adalah birokrat teknokrat. http://edukasi.kompas.com/read/2011/12/03/17010556/Hatta.Puji.E.Voting.dalam.Pemilihan.Ketua.IA.ITB

Masuk di PT sekelas ITB pastinya tidak lagi hanya karena sekedar ingin mendapatkan pendidikan terbaik. Lebih dari itu, orang-orang ingin masuk dalam jaringan kelas sosial seperti mereka. Belajar di PT bergengsi telah menjadi strategi kelas sosial. Orang-orang dari kelas sosial rendah semakin sulit menembus dinding PT yang berkualitas.

Hirarki PT telah menjadi instrumen seleksi sosial rasional yang sulit dilawan oleh orang-orang lemah.Ikatan alumni PT sering menjadi alat esklusi sosial. Anehnya, kedua praktek penggusuran sosial tersebut sering dilakukan atas nama nasionalisme, misalnya demi meningkatkan daya saing bangsa.

PT yang bergengsi semakin hari semakin menegaskan dirinya sebagai institusi pendidikan bagi putra putri dan kolega para elit birokrat dan bisnis.